Gardu Pandang Bukit Jehan yang Memesona
Full Day School baru-baru ini memang memanjakan
siswanya, bagaimana tidak sabtu minggu kita diberi waktu istirahat yang
menurutku itu lebih dari cukup. Weekend kali ini, tepatnya 11 Maret 2016.
Seperti biasanya, travelling. Tujuan travelling hari ini adalah Gardu Pandang
Bukit Jehan yang ada di desa Kunir, Keling, Jepara.
Tempat wisata ini tergolong baru dan belum diresmikan.
Menurut desas-desus yang beredar tempat wisata ini akan resmi 2018 mendatang. Pembangunan
akses hingga tempat oleh-oleh terus dikebut agar target tercapai. Mari kita
doakan proyek positif ini tidak berujung negatif oleh segelintir oknum biadab.
Aku dan teman-temanku kelas dua belas yang sebentar lagi akan menghadapi ujian
merasa perlu untuk refreshing daripada hanya berdoa di depan makam dan meminta
kepada selain Allah. Sungguh memprihatinkan.
Aku berangkat dari rumah selepas sholat subuh,
menghampiri satu dua teman yang satu arah dengan tujuan lalu melanjutkan
perjalanan. Yang namanya masih proses pembangunan dan belum diresmikan maka
akses menuju Bukit Jehan sulitnya bukan main apalagi selepas hujan begini.
Kalau kalian dari arah Jepara teruslah ke Timur menuju
Kec Kembang dan ikuti jalan utama sampai di Kec Keling. Belok kanan setelah SMPN 1
Keling, sekitar 5 KM dari belokan pertama, skill drivermu akan di uji. Kamu
tidak akan kesasar karena di pinggir-pinggir jalan sudah ada petunjuk arah
sampai tempat parkir motor. Jalan yang akan kalian lewati adalah setapak yang
dibalut dengan bebatuan agar motor tidak selip, tapi apa mau dikata jika hujan
turun. Bebatuan yang tujuan awalnya agar tidak selip malah menjadi petaka
karena sangat licin. Aku dan Iqbal sampai terjatuh bebrapa kali dari motor
karena gagal menyeimbangkan. Tanjakan yang kurang lebih 75 derajat, aku
menyarankan kamu jangan pakai matic kalau masih sayang sama motormu. Sekitar 45
menit skill mengendari motor di uji akhirnya kami sampai di pintu masuk tempat
wisata Bukit Jehan. Dan karena terlalu pagi maka kami bisa masuk gratis karena
yang jaga masih tidur. Boom.
Setelah dari tempat parkir, kalian akan memasuki hutan
dan berjalan kaki sekitar 30 menit untuk mencapai Bukit Jehan. Tanyalah ke
warga sekitar untuk menunjukan arah jika tersesat di hutan. Karena menurutku
warga disana sangat ramah dan sopan kepada siapapun. Terjatuh beberapa kali,
basah kena tampias air embun, kaki kotor tercebur parit-parit kecil menambah
seru disetiap langkah mendaki Bukit Jehan. 30 menit berlalu, gardu pandang yang
menggoda sudah nampak. Kami bergegas berlari untuk segera mencoba gardu
pandangnya yang sempat trending di media social. Ada banyak gardu pandang
disini mulai yang muat 3 orang, tiga orang sampai satu keluarga.
Sungguh indah maha karya Tuhan. Aku terduduk di atas
gardu pandang dan memandang luasnya dunia dengan membandingkannya betapa kecil
diriku. Dari atas sini kita bisa melihat keseluruhan Kota Jepara dan juga
sepanjang garis pantainya. Wow keren kan mas bro, makanya ayo travelling biar kita
tambah bersyukur. Mensyukuri nikmat Tuhan menurutku lebih baik daripada kamu
berdoa di atas makam dan meminta kepada selain Tuhan. Tapi kalian harus tetap
berhati-hati ya karena disini tidak ada asuransi jika terjatuh dari atas tebing. Tidak
ada juga safety belt untuk pengunjung anak-anak dan lansia. Disarankan agar
tetap waspada dan selalu fokus.
Namun sayang seribu sayang. Saat aku mulai nanjak ke
Bukit Jehan banyak berserakan sampah plastik baru dan aku yakin itu ulah
anak-anak alay yang ngebet hits tanpa memperhatikan kelestarian lingkungannya. Hal
semacam ini seperti sudah menjadi rumus ketika ada tempat wisata yang sedang
naik daun maka sampah juga mulai menggunung. Ayolah kita berpikir panjang untuk
menjaga alam, apa kalian mau kalau suatu saat alam akan marah karena ulah
senonoh dan tidak bertanggung jawab. Kalau bawa sampah naik keatas ya jarus
bertanggung jawab di bawa turun lagi kebawah. Banyak juga aku temukan kertas
bekas tulisan-tulisan alay yang nggak mendidik dan grammarnya kocar kacir. Ya
mungkin sekedar di translate tanpa di check. Sungguh memprihatinkan. Ayolah
kawan, mari dijaga aset luar biasa milik bersama ini, toh nanti yang untung
kita sendiri kalau alam bersahabat dengan kita. Semoga kedepannya Gardu Pandang
Bukit Jehan ini semakin berbenah agar wisatawan bisa nyaman di atas gardu
pandangnya. Dan tak lupa terimakasih juga kepada teman-temanku Zulfan, Iqbal,
Dimas dan Yusuf yang sudah menamani perjalanan penuh makna ini. Sekali lagi
terimaksih.
Azwar,
17 tahun
Calon
Petinggi
0 komentar: