Kopi Jos Se Jos Mantanmu
Aku kira dulu sebelum berkuliah, kota Jogja adalah tempat refreshing
yang paling menyenangkan. Dulunya lagi ketika aku SMK selalu bilang, “wah enak
ya kuliah, bisa jauh dari orang tua dan bebas banget”. Sekarang semua itu hanya
menjadi angan-angan belaka. Apalagi aku berkuliah seni, setiap hari selalu
dihadapkan dengan diskusi diskusi hingga larut malam.
Pas aku di kampung dulu, selalu menjudge bahwa orang kota itu banyak
dosa, karena selalu dugem setiap malamnya, minum beralkohol dan dosa-dosa
lainnya. Tapi setelah aku teliti dengan seksama dan penuh analisis pertimbangan
yang panjang, ternyata tingkat stress
penduduk kota jauh jauh jauh lebih tinggi dari penduduk desa. Itupun terjadi
padaku, entah kenapa emosiku disini benar-benar tidak terkendali. Disamping
lingkungan kampus yang keras juga jalanan Jogja yang selalu macet setiap pagi
dan sore hari.
Akhirnya para pebisnis yang ulung ini mendirikan surga-surga dunia yang
pasti ramai disetiap malamnya. Puluhan hingga jutaan rupiah habis sudah untuk
satu malam. Prinsip hidupnya begini, semakin kamu cepat menghabiskan uang
semakin semangat pula kamu mencarinya. I think its stupid.
Boro-boro mau dugem, lha wong aku makan sehari-hari saja kadang ada
kadang tidak. Jadi aku memilih pelampiasan stress ke kopi ternikmat se jogja.
Kopi Jos angkringannya Pak Agus. Ketika arang dimasukan ke kopi hitam pekat
maka kegelisahan duniawi akan menguap dan hilang terbawa angin malam Jogja yang
sungguh dingin. Sedingin sikap mantan.
Kadang, kala tugas menggunung dan ide kreatif sudah stuck tidak mau
bekerja sama, aku tancapkan gas ke malioboro hanya sekedar duduk dan menikmati kopi
jos dan mendengarkan perbincangan orang sekitar. Aku belajar banyak dari
segelas kopi jos yang penuh cita rasa ini. Bagaiamna hingar bingear kehidupan
akan lenyap sementar ketika kopi mulai diseruput dengan penuh perasaan.
Terimakasih sudah membaca tulisan yang berantakan dan aku gabut.
Azwar, 18 Tahun.
0 komentar: