Kopi Jos Se Jos Mantanmu

05.13 Azwar Aff 0 Comments



Aku kira dulu sebelum berkuliah, kota Jogja adalah tempat refreshing yang paling menyenangkan. Dulunya lagi ketika aku SMK selalu bilang, “wah enak ya kuliah, bisa jauh dari orang tua dan bebas banget”. Sekarang semua itu hanya menjadi angan-angan belaka. Apalagi aku berkuliah seni, setiap hari selalu dihadapkan dengan diskusi diskusi hingga larut malam.

Pas aku di kampung dulu, selalu menjudge bahwa orang kota itu banyak dosa, karena selalu dugem setiap malamnya, minum beralkohol dan dosa-dosa lainnya. Tapi setelah aku teliti dengan seksama dan penuh analisis pertimbangan yang  panjang, ternyata tingkat stress penduduk kota jauh jauh jauh lebih tinggi dari penduduk desa. Itupun terjadi padaku, entah kenapa emosiku disini benar-benar tidak terkendali. Disamping lingkungan kampus yang keras juga jalanan Jogja yang selalu macet setiap pagi dan sore hari.




Akhirnya para pebisnis yang ulung ini mendirikan surga-surga dunia yang pasti ramai disetiap malamnya. Puluhan hingga jutaan rupiah habis sudah untuk satu malam. Prinsip hidupnya begini, semakin kamu cepat menghabiskan uang semakin semangat pula kamu mencarinya. I think its stupid.

Boro-boro mau dugem, lha wong aku makan sehari-hari saja kadang ada kadang tidak. Jadi aku memilih pelampiasan stress ke kopi ternikmat se jogja. Kopi Jos angkringannya Pak Agus. Ketika arang dimasukan ke kopi hitam pekat maka kegelisahan duniawi akan menguap dan hilang terbawa angin malam Jogja yang sungguh dingin. Sedingin sikap mantan.

Kadang, kala tugas menggunung dan ide kreatif sudah stuck tidak mau bekerja sama, aku tancapkan gas ke malioboro hanya sekedar duduk dan menikmati kopi jos dan mendengarkan perbincangan orang sekitar. Aku belajar banyak dari segelas kopi jos yang penuh cita rasa ini. Bagaiamna hingar bingear kehidupan akan lenyap sementar ketika kopi mulai diseruput dengan penuh perasaan.

Terimakasih sudah membaca tulisan yang berantakan dan aku gabut.

Azwar,  18 Tahun.



0 komentar:

Gagal Berlibur di Semarang

21.55 Azwar Aff 1 Comments


Memang UAS belum selesai, namun hasrat untuk berkarya juga tidak pernah padam. Di tengah-tengah UAS yang membunuh setiap mahasiswa seni pihak kampus memberi libur empat hari. Ya empat hari kamis sampai minggu. Bisa buat umroh dan keliling Asia kalau kamu udah jadi cukong BTC.

Kamis pagi tanpa basa basi aku putuskan bertolak ke Semarang untuk merefresh pikiran dan melakukan riset kecil untuk project web series yang sedang aku kerjakan. Sebenarnya aku nggak punya tujuan wisata si, yang penting aku ke Semarang dan akan dipandu oleh temanku dari UNNES. Namun Tuhan berkata lain. Dia menurunkan anugerah hujan yang sungguh lebat. Ungaran yang dijanjikan temanku harus batal. Tuhan pasti beri yang terbaik.

Ungaran sudah terbawa hujan. Sembari menunggu hujan aku berdiam di kampus UNNES dan berkenalan dengan cewek-cewek UNNES yang aduhay cantiknya. Semoga status jombloku terlepas yaallah. Hujan mereda, aku mohon pamit ke temanku untuk melanjutkan solo travellingku ke Semarang bagian bawah. Tapi waktu sudah beranjak malam dan gerimis menyambut lagi di kota Lunpia ini. Aku menginap satu malam di salah satu rumah temanku yang kuliah di STIKES SANTA Elisabeth. Selamat tidur, semoga esok hari jadi lebih baik.

Dan aku bangun kesiangan dan sudah ditingal kuliah. Gagal lagi. Temanku balik untuk untuk mengajak Jumatan saja. Oke ini habis Jumatan aku harus keliling Semarang. Batinku di hati. Ternyata hujan belum bersahabat. Sampai sore hari menjelang malam. Aku putuskan untuk bernostalgia di sepanjang Kota lama Semarang yang penuh dengan kenangan mantan. Yahh mantan terindah, dan dia juga sekarang kuliah di Semarang di Kota Lama pula kampusnya. Kota lama dulunya menjadi saksi indah kenangan-kenangan yang sekarang menjadi kebencian yang nyata. Apakah harus aku temui?, batinku dalam hati.






Ya aku harus temui, karena kangen dan aku butuh riset juga. Akhirnya aku kontak dia dan kebetulan dia sedang tidak ada kegiatan. Kucari mekdi terdekat dari kota lama. Yah akhirnya aku bertemu dan meleapas rindu dengan mantan yang dulunya selalu mendukung kemauanku. Sekarang kamu kayak auu. Aku ngobrol banyak dengan dia tentang apapun. Pertemuanku malam itu membuat semuanya menjadi indah dan nyata. Terimakasih Tuhan telah mengijinkanku bertemu Semarang lagi.

Azwar, 18 Tahun

1 komentar: