Gagal Berlibur di Semarang
Memang UAS belum selesai, namun hasrat
untuk berkarya juga tidak pernah padam. Di tengah-tengah UAS yang membunuh
setiap mahasiswa seni pihak kampus memberi libur empat hari. Ya empat hari
kamis sampai minggu. Bisa buat umroh dan keliling Asia kalau kamu udah jadi
cukong BTC.
Kamis pagi tanpa basa basi aku putuskan
bertolak ke Semarang untuk merefresh pikiran dan melakukan riset kecil untuk
project web series yang sedang aku kerjakan. Sebenarnya aku nggak punya tujuan
wisata si, yang penting aku ke Semarang dan akan dipandu oleh temanku dari
UNNES. Namun Tuhan berkata lain. Dia menurunkan anugerah hujan yang sungguh
lebat. Ungaran yang dijanjikan temanku harus batal. Tuhan pasti beri yang
terbaik.
Ungaran sudah terbawa hujan. Sembari
menunggu hujan aku berdiam di kampus UNNES dan berkenalan dengan cewek-cewek
UNNES yang aduhay cantiknya. Semoga status jombloku terlepas yaallah. Hujan
mereda, aku mohon pamit ke temanku untuk melanjutkan solo travellingku ke
Semarang bagian bawah. Tapi waktu sudah beranjak malam dan gerimis menyambut
lagi di kota Lunpia ini. Aku menginap satu malam di salah satu rumah temanku
yang kuliah di STIKES SANTA Elisabeth. Selamat tidur, semoga esok hari jadi
lebih baik.
Dan aku bangun
kesiangan dan sudah ditingal kuliah. Gagal lagi. Temanku balik untuk untuk
mengajak Jumatan saja. Oke ini habis Jumatan aku harus keliling Semarang. Batinku
di hati. Ternyata hujan belum bersahabat. Sampai sore hari menjelang malam. Aku
putuskan untuk bernostalgia di sepanjang Kota lama Semarang yang penuh dengan
kenangan mantan. Yahh mantan terindah, dan dia juga sekarang kuliah di Semarang
di Kota Lama pula kampusnya. Kota lama dulunya menjadi saksi indah
kenangan-kenangan yang sekarang menjadi kebencian yang nyata. Apakah harus aku
temui?, batinku dalam hati.
Ya aku harus temui,
karena kangen dan aku butuh riset juga. Akhirnya aku kontak dia dan kebetulan dia
sedang tidak ada kegiatan. Kucari mekdi terdekat dari kota lama. Yah akhirnya
aku bertemu dan meleapas rindu dengan mantan yang dulunya selalu mendukung
kemauanku. Sekarang kamu kayak auu. Aku ngobrol banyak dengan dia tentang
apapun. Pertemuanku malam itu membuat semuanya menjadi indah dan nyata.
Terimakasih Tuhan telah mengijinkanku bertemu Semarang lagi.
Azwar, 18 Tahun
bagus gan storynya
BalasHapus