Pantai Cemoro Sewu Parangtritis yang Bikin Betah

01.43 Azwar Aff 2 Comments


Kuliah adalah masuk dalam hal paling membosankan dalam hidup, datang, duduk di kelas, mendengarkan sambil ngantuk , ngisi presensi dan nilai keluar. So fckin boring. Maka hari ini saat kami mempunyai waktu kosong dan nganggor berjam-jam menunggu kelas selanjutnya, kami memutuskan menuju mengunjungi Pantai Cemoro Sewu, Parangtritis, Bantul.

Perjalanan dari kampus ISI YK memakan waktu kurang lebih hanya setengah jam, itu kalau menggunakan jalur normal. Tapi kami sebagai mahasiswa seni yang sudah bosan dengan hidup ini, jalan yang kami pilih adalah menaiki dan menuruni bukit barisan Pantai Selatan Pulau Jawa. Alhasil satu jam kami membunuh waktu ini. Jalan berliku, rusak, batu-batuan khas perbukitan telah menunggu untuk ditaklukan. Aku sebagai pemimpin regu dan juga sebagai tikus percobaan untuk mengetes jalur setan ini merasa mempuyai sedikit manfaat dalam kehidupan ini. Sebenarnya alasan kami memilih jalur ini adalah untuk menghindari bayar uang masuk wisata. Eitsss, namun jangan pernah meniru adegan kami. Berbahaya. Menghambat industri pariwisata Indonesia.


Setelah sampai di Parangtriris kami terus menuju barat. Kanan kiri kami dipenuhi warung berjajar penuh pengharapan agar kami mampir, karaoke-karaoke dengan penjaga masing-masing, melewati Pantai Parang Kusumo di kiri view, dan Gumuk Pasir di kanan view. Sungguh Indah Jogja, pantas dia Istimewa.

Lima belas menit selanjutnya kami mendarat dengan mulus di parkiran Pantai Cemoro Sewu, lalu kami disambut dengan lambaian angin syahdu pembunuh rindu. Suasana menyenangkan nan bahagia memaksa memenuhi perasaan ini. Hutangpun lupa mantanpun tenggelam.




Sepanjang garis pantai, hanya pohon cemara yang mendominasi, jadi suasana sangatlah rindang. Berbeda dengan Pantai Parangtritis yang sepanjang pantai hanya ada panas matahari. Sebulan disana bisa-bisa kamu berpindah warga negara. Untuk menikmati suasana rindang, disarankan membawa pasangan masing-masing  karena kalau tidak kamu akan menyesal selamanya, seperti gerombolan gay.

Azwar, 18 Tahun








2 komentar: