Baper-baperan di Pekan Teater Nasional Jogja
Apakah patah hati bisa membuat orang kehilangan jiwa dan raganya?. Kalau
dalam novel-novel percintaan Indonesia, jawabanya iya. Adalah saat temanku
mengalami yang namanya kasih tak sampai. Selama enam tahun tanpa henti dia
mencintai hanya satu wanita, walaupun bertatap mukapun hampir tidak pernah.
Hari itu dia merasa sangat tertekan dalam hidupnya karena si doi lewat
dipikirannya tanpa ada yang memerintahkan. Padahal temanku ini sudah berusaha move on ke banyak wanita, namun hasilnya
zonk. Cintanya tetap sama malah
semakin bertambah setiap kali dia mengingatnya. Akulah yang menjadi korban
pelampiasannya.
Aku harus menemaninya membunuh waktu bagaimanapun caranya. Pertama, dia
mengajaku ke tambak buaya Sleman. Yang aksesnya masyallah kalau dari kontrakan.
Terjal, penuh batu, dan berdebu. Walaupun namanya tambak buaya, namun
sebenarnya ini hanya bendungan biasa saja. Disana dia hanya diam meratapi nasibnya
yang tak kunjung move on. Sesekali membuat puisi yang sajaknya mendalam dan
penuh penghayatan, membuat lagu secara instan namun menusuk hati. Hidup memang
indah kalau dibalut seni yang ikhlas tanpa dusta.
Dilanjutkan dengan memutari Jogja tanpa ada tujuan dan berharap semoga
Tuhan mempercepat hari ini dan hari-hari selanjutnya. Dari Sleman ke Jalan
Parangtitis, kembali ke Malioboro dan akhirnya berhenti di Taman Budaya. Disana
ada Pekan Teater Nasional. Pementasan teater dari seluruh Indonesia selama satu
minggu penuh di Taman Budaya Jogja. Malam itu adalah giliran naskah “Jadi Diri
Sediri Saja” dari Sanggar Seni PPST Malang. Naskah ini menceritakan kisah
seorang anak SMA yang ingin menjadi penari professional namun terhalang oleh
kakaknya yang menginginkan dia menjadi seorang pegawai agar ekonominya nanti
terjamin.
Sepanjang pementasan temanku ini terlihat tertawa-tawa dengan ikhlas
dan sejenak lupa akan cinta sejatinya itu. Naskah ini dikemas secara komedi
cerdas dan mengedukasi. Sepanjang cerita dibumbui dengan isu sosial yang
ditanggapi secara jenaka tingkat tinggi tanpa ada pihak yang dirugikan. Tibalah
ketika tokoh utama sangat frustasi akan keadaannya yang tidak jelas karena masa
depannya harus diatur kakaknya. Tokoh utama pun akhirnya gila. Akhirnya kakaknya
membolehkannya menari asal dia bertanggung jawab akan dirinya sendiri. Tokoh
utama menari dengan penuh emosi, penonton berdecak kagum dan terus menganga. Dan
temanku pun sama dengan ekspresi penonton lain. bengong.
Malam itu tepat tengah malam kami keluar dari Taman Budaya, temanku
nampak sudah berbeda, uhhh ada apa gerangan, apakah dia sudah dia melupakan
cinta sejatinya itu?. Tiba-tiba dia nyeletuk “Ayo kita teruskan ke Sarkem”.
Azwar.
Jogja memang istimewa.....
BalasHapusDengan budaya dan panoramanya
Jogya emang selalu bikin sensasi tersendiri..
BalasHapusjogya memiliki magnet dibidang pariwisaya dan budayanya
BalasHapusJadi pengen ke jogja lagi
BalasHapusJogja emang kota seni, banyak musisi sukses asalnya dari Jogja. Salut (y)
BalasHapusJogja jogja istimewa :)
BalasHapusJadi tambah penasaran dengan jogja. Semoga bisa ke Jogja
BalasHapusJadi tambah penasaran dengan jogja. Semoga bisa ke Jogja
BalasHapusJadi tambah penasaran dengan jogja. Semoga bisa ke Jogja
BalasHapusAsem... Pake ngajak ke sarkem segala... 😂
BalasHapusmungkin suatu hari nanti saya bisa ke jogja
BalasHapusbaperr gan, pengen ke yogya juga
BalasHapusKapan ya bisa ke jogja?
BalasHapusPingin Main2 Ke Jogja
BalasHapusNice info gan
BalasHapus