Sunset Terindah di Ujung Utara Pulau Jawa
Sehari sebelum puasa, di sebuah desa di ujung utara Pulau
Jawa, sebuah pantai pasir putih dengan rentetan café mendayu-dayu memanggil
kenikmatan. Adalah Pantai Bondo, 25 KM dari Kota Jepara. Sore itu aku sedang
melakukan riset untuk artikel terbaru di UC News, tiba-tiba si anak pecandu
travelling ini menghubungiku. “Yo nyunset
di Bondo, mumpung belum puasa masih bisa ditemani segelas kopi anget”. “Yowes ayo mangkat” jawabku. Padahal aku
ndak punya uang karena bayaran dari UC belum cair, yaa akhirnya pake uang jatah
beli pulsa.
Lokasi pantai bondo berada di Kec Bangsri Kab Jepara. Kalau dari
dalam kota teruslah menuju utara lewat Jl Jepara Bangsri. Ketika sudah memasuki
Kec Mlongggo nanti kalian akan menemukan pertigaan lampu merah. Tenang di Kec
Mlonggo hanya ada satu lampu merah. Lalu ambil kiri, lurus terus jangan pernah
berbelok sampai mentok. Selanjutnya akan ada pertigaan dan disitu ada papan
penunjuk arah. Kalian ambil kiri dan cukup mengikuti jalan. Oh ya kalau kamu backpacker yang gak modal,
datanglah selain weekend. Insyallah kantongmu aman. Kalau memang kepepet harus
weekend datanglah sesudah setengah lima sore. Jam segitu masuk pantai sudah digratiskan.
Sembari menunggu matahari tumbang di ufuk barat, Zulfan dan
aku duduk santai di café tanpa berniat membeli. Tahu sendirilah ekonomi kami,
eh malah disamperin mbak -mbaknya. “mau
pesen apa mas?”. “Pesen hati kamu
bisa mbak??”. Lalu sebuah tamparan telak menghatam pipiku. Tenanglah wahai
ekonomi terbatas disini harganya tidak jauh dari harga angkringan ditempat
kalian nongkrong. Kopi ireng harganya
4rb dan ice white coffe 5rb. Itu setauku karena memang kuatnya beli itu.
Keindahan pantai ini sudah tidak terbantahkan lagi,
sepanjang pantai ditanami café dengan berbagai nama dan keunggulan masing. Konsep
terbaiklah yang akan menarik perhatian. Itu baru ciptaan manusianya bung. Keindahan
sesungguhnya adalah sunset yang sungguh membuat hatiku damai. Dengan menghirup
bau kopi ireng anget lalu meminumnya
sedikit demi sedikit dan timbulah bunyi “srrreeppp”, ah rasanya dunia ini sudah
menjadi surga. Siluet mahabesar menghitamkan obyek-obyek didepannya, inilah
mahakarya dari segala maha-maha. Ku abadikan momen sunset tanpa kabut dengan
kamera eos 1100 D ku, perahu nelayan dari kejauhan terlihat menepi, anak-anak
berlarian di semburat kemerahan, remaja tanggung bergandengan memadu kasih dan
bercanda ria serasa dunia milliknya, apakah aku harus menirunya dengan Zulfan?.
Hah sakit rasanya Zul, kenapa harus kamu yang mengajaku kesini?.
Yowes ngno tok, monggo,
disini ada mahakarya Tuhan yang harus dinikmati dan disyukuri. Sekian dulu
cerita sedih ini. Wassalamualaikum. #backpackergendheng
Azwar, 17 Tahun
Hhhha..bagus men.
BalasHapusthanks mas
Hapus