Pesta Baratan Kalinyamat 2017
Kalau kalian berkunjung ke Jepara lewat
jalur Kudus ataupun Semarang pasti akan melewati sebuah kecamatan yang bernama
Kalinyamat. Nama yang diambil dari Ratu yang gagah berani menumpas penjajah
dari tanah Jepara. Setiap pertengahan bulan syaban setiap tahunnya akan
diadakan Festival Pesta Baratan. Kalau dari istilah kata, Baratan diambil dari
kata Baroa’tan atau mencari keberkahan. Salah satu hal yang paling ditunggu
dari Baratan adalah siapa yang menjadi sosok Ratu Kalinyamat.
Aku alhamdulillah bisa menyempatkan diri
untuk apresiasi kearifan lokal ini. Bukan Azwar kalau hanya sebagai penonton
saja. Aku mencoba menggali lebih dalam sejarah tentang Festival Pesta Baratan. Mbak
Win sebagai penggagas acara ini berhasil aku temui. Beliau memaparkan banyak
hal. Pada tahun 2004 sanggar Lembayung Production yang dipimpin Mbak Win
berhasil memecahkan rekor muri sebagai pembawa arak-arakan lampion terpanjang.
Berawal dari rekor muri, Mbak Win berpikir untuk mengangkat sosok Ratu
Kalinyamat untuk dijadikan Festival
Tahunan, agar di daerahnya punya kearifan lokal. Akhirnya Mbak Win
menggabungkan arak-arakan lampion dan sosok Ratu Kalinyamat dan jadilah Festival
Pesta Baratan.
Tahun ini Sutradara Abdi Munif
mengangkat tema balas dendamnya Ratu Kalinyamat kepada Aryo Panangsang yang
telah membunuh suaminya Sultan Hadlirin. Nyai Ratu bersumpah dengan topo wudo (semedi tanpa busana) dan
tidak akan turun dari pertapaannya sebelum keramas darahnya Aryo Panangsang. Singkat
cerita, Aryo Panangsang berhasil dibunuh oleh prajurit dari kerajaan Pajang
yang membantu Ratu Kalinyamat.
Sedikit tips, untuk menyaksikan Festival
Pesta Baratan usahakan habis maghrib sudah stay di lokasi dan tempatkan montor
di kantong-kantong parkir. Karena telat sedikit saja kalian akan emosi terjebak
kemacetan. Macetnya berpuluh-puluh kilo karena ini jalan utama Jepara-Kudus,
Jepara-Demak dan Jalan utama masuk kota. Ohh iya sholat isya dulu lah jangan
ditunda-tunda.
Mungkin kurang lebihnya seperti itu. Aku
membiasakan diriku untuk tidak hanya menjadi penonton disetiap keadaan. Aku
harus tahu lebih dalam dan merasakan saripati kehidupan didalamnya. Sekian
pengalaman yang bisa aku bagikan, Assalamualaikum
Salam #backpackergendheng.
0 komentar: