Pesta Baratan Kalinyamat 2017

21.37 Azwar Aff 0 Comments


Kalau kalian berkunjung ke Jepara lewat jalur Kudus ataupun Semarang pasti akan melewati sebuah kecamatan yang bernama Kalinyamat. Nama yang diambil dari Ratu yang gagah berani menumpas penjajah dari tanah Jepara. Setiap pertengahan bulan syaban setiap tahunnya akan diadakan Festival Pesta Baratan. Kalau dari istilah kata, Baratan diambil dari kata Baroa’tan atau mencari keberkahan. Salah satu hal yang paling ditunggu dari Baratan adalah siapa yang menjadi sosok Ratu Kalinyamat.

Aku alhamdulillah bisa menyempatkan diri untuk apresiasi kearifan lokal ini. Bukan Azwar kalau hanya sebagai penonton saja. Aku mencoba menggali lebih dalam sejarah tentang Festival Pesta Baratan. Mbak Win sebagai penggagas acara ini berhasil aku temui. Beliau memaparkan banyak hal. Pada tahun 2004 sanggar Lembayung Production yang dipimpin Mbak Win berhasil memecahkan rekor muri sebagai pembawa arak-arakan lampion terpanjang. Berawal dari rekor muri, Mbak Win berpikir untuk mengangkat sosok Ratu Kalinyamat  untuk dijadikan Festival Tahunan, agar di daerahnya punya kearifan lokal. Akhirnya Mbak Win menggabungkan arak-arakan lampion dan sosok Ratu Kalinyamat dan jadilah Festival Pesta Baratan.

Tahun ini Sutradara Abdi Munif mengangkat tema balas dendamnya Ratu Kalinyamat kepada Aryo Panangsang yang telah membunuh suaminya Sultan Hadlirin. Nyai Ratu bersumpah dengan topo wudo (semedi tanpa busana) dan tidak akan turun dari pertapaannya sebelum keramas darahnya Aryo Panangsang. Singkat cerita, Aryo Panangsang berhasil dibunuh oleh prajurit dari kerajaan Pajang yang membantu Ratu Kalinyamat.






Sedikit tips, untuk menyaksikan Festival Pesta Baratan usahakan habis maghrib sudah stay di lokasi dan tempatkan montor di kantong-kantong parkir. Karena telat sedikit saja kalian akan emosi terjebak kemacetan. Macetnya berpuluh-puluh kilo karena ini jalan utama Jepara-Kudus, Jepara-Demak dan Jalan utama masuk kota. Ohh iya sholat isya dulu lah jangan ditunda-tunda.

Mungkin kurang lebihnya seperti itu. Aku membiasakan diriku untuk tidak hanya menjadi penonton disetiap keadaan. Aku harus tahu lebih dalam dan merasakan saripati kehidupan didalamnya. Sekian pengalaman yang bisa aku bagikan, Assalamualaikum
Salam #backpackergendheng.

Azwar, 17 Tahun

You Might Also Like

0 komentar: